Pemuda

Generasi muda sekarang ini menjadi bahan pembicaraan oleh semua kalangan masyarakat, karena generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang nantinya akan memimpin bangsa. Masa depan suatu bangsa terletak pada generasi mudanya sekarang, sebab merekalah yang menggantikan generasi sebelumnya dalam memompin bangsa. Oleh karena itu generasi muda perlu diberi bekal berupa ilmu pengetahuan sesuai dengan tuntutan zaman. Salah satu cara memperoleh bekal pengetahuan tersebut dapat melalui pendidikan, baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi.


Masalah generasi muda dalam masyarakat erat kaintannya dengan sosialisasi dan modernisasi. Sosialisasi adalah proses penanaman nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah masyarakat. Sedangkan modernisasi yaitu proses menhju masyarakat yang modern. Proses sosialisasi yang keliru dapat menyebabkan penyimpangan pada generasi muda.

Anak muda yang sering muncul dalam berita-berita negatif rata-rata masih dalam usia sekitar 12-18 tahun. Usia-usia segitu memang masih rawan. Rawan di sini adalah dari sisi psikologi, masih mencari pembenaran. Apakah tindakannya tersebut benar atau tidak menurut dia masih samar-samar. Sebab yang ada dipikirannya adalah tindakannya ini bakal menjadi pusat perhatian atau mencari pengakuan dari seseorang atau suatu kelompok.

Bisa kita lihat kondisi pemuda di masa lampau dan masa kini mempunyai perbedaan. Jika pemuda di masa lampau yaitu pemuda-pemuda yang memiliki semangat yang tinggi dalam membela Negara, memerdekakan Bangsa, tetapi pemuda di masa kini sangat banyak perubahan jika dibandingkan dengan pemuda di masa lampau.

Problematika pemuda yang terbentang di hadapan kita sekarang sungguh kompleks, mulai dari pengangguran, krisis mental, krisis eksistensi, hingga dekadensi moral. Budaya permisif dan pragmatisme yang kian merebak membuat sebagian pemuda terbentuk dalam kehidupan yang serba instan, dan tercabut dari idealisme sehingga cenderung menjadi manusia yang anti sosial.

Dengan demikian jika telah terjadi penyimpangan maka timbul berbagai macam permasalahan geneasi muda yang muncul pada saat ini, antara lain; menurunnya jiwa idealisme, kekurang pastian yang dialami para generasi muda terhadap masa depan, kurangnya lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan di antaranya yaitu; tidak adanya nilai dan norma ukuran prilaku menyimpang, adanya kepribadian yang memiliki kecendrungan untuk melakukan penyimpangan, kurangnya kontrol sosial atau pengawasan terhadap pelaksanaan norma di masyarakat.

Selain itu, penyebab lainnya bisa jadi karena tekanan besar yang ada dalam pikirannya. Penyebab-penyebab lain masalah generasi muda yang sering membuat resah masyarakat bisa dilihat pada penjelasan berikut ini :

1.Kurang mendapatkan perhatian

Tentunya faktor paling utama dari masalah yang sering ditimbulkan generasi muda adalah kurangnya perhatian pada mereka. Perhatian tersebut bisa dari sekolah maupun dari keluarganya. Jika di lihat dari sisi keluarganya, kita pun akan sulit menyalahkannya. Contohnya kedua orang tuanya sibuk bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Dari satu sisi kita tidak bisa menyangkal kalau tujuan orang tuanya baik, namun di sisi lain akan ada yang menjadi korban yakni anak.


Jika dari sekolah, terkadang ada beberapa guru yang tidak terlalu memerhatikan murid atau bahkan cenderung membiarkannya. Padahal, tugas guru tidak hanya memberikan ilmu kepada murid-muridnya .
Akan tetapi dia juga harus ikut mendidik sikap murid-muridnya agar nanti dia menjadi pribadi yang baik saat dewasa nanti. Ketika ada murid yang tidak mendapatkan perhatian juga di sekolah, maka dia akan melakukan tindakan “nakal” agar dapat perhatian dari orang lain.

2. Gejolak di masa remaja



Seperti yang sudah di sebutkan di awal kalau masa remaja adalah masa untuk mencari jati diri. Artinya, anak yang memasuki masa remaja akan sering mencoba hal-hal yang dianggap menantang baginya. Tentu saja dia ingin melakukan hal-hal yang memacu adrenalin agar bisa diterima oleh kelompoknya, dianggap keren atau hebat, merasa bangga, dan lain sebagainya. Sayangnya, cara untuk melampiaskannya kebanyakan salah dan tak terarah. Hal tersebut tidak terlepas dari kurangnya perhatian dari orang dewasa.


3. Pergaulan


nah, salah satu faktor yang sangat memengaruhi kelakuan negatif dari generasi muda adalah pergaulan. akibat pergaulan bebas di kalangan remaja, anak akan lebih sering mencari perhatian dari teman-temannya. Namun, karena usianya yang masih labil, dia akan mudah terpengaruh dari teman-temannya tersebut untuk berbuat hal negatif.

Maka dari itu, tidaklah mengherankan ketika ada anak yang akhirnya tertangkap basah melakukan hal negatif seperti merokok, mabuk-mabukan, atau juga tawuran tak lebih dari sekadar ikut-ikutan agar dianggap jago, hebat, dan pujian lainnya. Mendapat pujian dari siapa? Tentu saja dari kelompoknya. Hal tersebut tidak terlepas dari keinginan adanya perhatian dari orang lain.

4. Penasaran


Usia remaja adalah usia yang memiliki rasa keingintahuan cukup tinggi. Apapun yang menurutnya menarik akan selalu dia coba. Tidak peduli apakah hal tersebut bisa merugikan dirinya ataupun orang lain. Sebab yang terpenting baginya adalah rasa penasarannya bisa terpenuhi.

Oleh Sebab itu, tidak lah mengherankan jika banyak yang pertama kali merokok rata-rata dilakukan ketika masih sekolah. Alasannya pun juga kebanyakan karena penasaran dengan rasa yang ditimbulkan oleh rokok. Padahal sudah sangat jelas kalau merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit. Namun, hal tersebut tidak pernah digubris oleh anak muda.

5. Bangga dengan hal-hal negatif

Kenakalan anak zaman sekarang cukup menghawatirkan bagi para orang tua dan juga orang dewasa. Anak-anak muda justru begitu bangga ketika melakukan hal-hal negatif. Hal ini bisa terjadi karena dari sisi psikologis, anak remaja merasa terpuaskan ketika berhasil melakukan tindakan-tindakan negatif. Hal tersebut terjadi juga karena kurangnya perhatian dari orang dewasa. Sekarang-sekarang ini, ketika ada seseorang yang melakukan hal baik justru malah dianggap biasa dan lumrah.

Tidak ada perhatian yang lebih jika kita bandingkan dengan seseorang yang melakukan hal negatif. Meskipun risikonya besar, namun ada yang tujuan yang tercapai yakni perhatian. Oleh sebab itu, tidaklah kaget jika para remaja memilih untuk lebih membanggakan hal negatif dibandingkan hal positif.

Lalu bagaimana cara mengatasi permasalahan diatas?

Untuk menghindari faktor-faktor masalah diatas, para pemuda bisa melakukan hal seperti :

1. Utamakan aksi daripada beradu opini


Aksi dan kerja nyata tentunya lebih berharga daripada hanya adu opini tak berujung. Karakter ini diperlukan dalam segala sisi kehidupan. Sebagai pemuda millenials yang dituntut harus siap dengan segala sesuatu yang serba cepat. Jangan hanya pandai merangkai kata lewat opini saja namun akan sangat lebih baik tuangkan opinimu menjadi aksi nyata demi kemajuan bangsa.

2. Asah bakat dan kreativitasmu


Karakter pemuda yang kreatif dan berbakat sebenarnya cukup universal. Jikapun kamu saat ini mahasiswa, anak SMA bahkan bekerja pun kamu sebenarnya bisa berkreasi serta unjuk bakat.

Misal kamu seorang mahasiswa, rajin-rajinlah belajar. Raih prestasi sebanyak mungkin dan banggakan orangtuamu. Sepele memang, tapi percayalah itu adalah sebuah langkah kecil darimu untuk kemajuan bangsa.

3.Buang sifat malas


Malas adalah kelemahan yang berbahaya bagi pemuda di tengah era globalisasi saat ini. Buang sifat malasmu, cobalah lebih produktif dengan mengikuti kegiatan macam olahraga dan kegiatan positif lainnya. Jadi buang sifat malasmu!.

4. Berjiwa sosial tinggi


Kepekaan sosial pun adalah karakter penting yang harus dikembangkan pemuda Indonesia. Tidak harus langkah besar, cobalah hal-hal kecil macam ikut gotong royong di tempat kamu tinggal dan bertegur sapa dengan tetanggamu pun adalah hal yang bisa meningkatkan jiwa sosialmu.

5. Pekerja keras dan disiplin


Tumbuhkan karakter pekerja keras dan disiplin jika kamu ingin menjadi pemuda yang berperan dalam kemajuan bangsa. Kerja keras serta disiplin tentu memberi nilai lebih terhadap dirimu. Jika hal tersebut diterapkan oleh semua pemuda Indonesia. Pastinya bangsa ini punya masa depan yang cerah.
Lantas, apa hubungan nya dengan sosialisi?

Pengertian Sosialisasi

Pengertian sosialisasi mengacu pada suatu proses belajar seorang individu yang akan mengubah dari seseorang yang tidak tahu menahu tentang diri dan lingkungannya menjadi lebih tahu dan memahami. Sosialisasi merupakan suatu proses di mana seseorang menghayati (mendarahdagingkan – internalize) norma-norma kelompok di mana ia hidup sehingga timbullah diri yang unik, karena pada awal kehidupan tidak ditemukan apa yang disebut dengan “diri”.

Dan sosialisasi juga merupakan proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Selain itu Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.

Hubungan Sosialisasi Dengan Pemuda Secara kelasik masa muda merupakan masa yang paling menyenangkan. Pencarian jati diri dengan melakukan berbagai hal sesuai kehendak hati, kesenangan, sex bebas, narkotika, kenakalan dan lain-lain merupakan refleksi kelebihan energi yang bermuatan negatif.

Selama ini pemuda merupakan obyek dan bukan subjek bagi pembangunan. Sehingga hanya sebagai penonton dan penikmat hasil dari pembangunan.
Hal ini terjadi karena ketidak percayaangenerasi tua terhadap generasi muda. Takut akan terjadi kegagalan dan sikap mengecilkan bukan suatu sikap yang membangun generasi muda menuju ke arah yang lebih baik karena hal itu dapat mengganggu perkembangan mental pemuda. Tidak adanya kesempatan untuk melakukan pembangunan menumbuhkan suatu perasaan yang membosankan dari diri pemuda.

Kegiatan mengasingkan diri dan membentuk kelompok-kelompok preman serta melakukan kegiatan yang meresahkan bagi masarakat umum merupakan suatu cara mereka dalam menyalurkan energy. 

Dengan demikian tidak dapat di salahkan jika generasi muda yang berikutnya akan demikian. Sikap imitasi/meniru prilaku dari orang lain merupakan proses belajar. Maka lingkungan juga memiliki peran yang cukup besar dalam pertumbuhan setiap insan. Lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah dan lain-lain memiliki porsi yang berbeda dalam membentuk kepribadian anak. 

Misal seorang anak yang tinggal di lingkungan sekolah pasti memiliki kepribadian yang berbeda dengan anak yang tinggal dilingkungan pasar.

Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. 

Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yagn dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan juga terhadap Tuhan Yang maha Esa.

Motivasi asas pembinaan dan pembangunan generasi muda bertumpu pada strategi pencapaian tujuan nasional, seperti disebutkan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV.

Atas dasar kenyataan ini, diperlukan penataan kehidupan generasi muda sehingga mereka mampu memainkan peranan yang penting dalam masa depan sekalipun didasari bahwa masa depan tersebut tidak berdiri sendiri.

Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda haruslah menanamkan motivasi kehidupan terhadap masa datang sebagai bagian mutlak masa kini. Kepekaan terhadap masa datang membutuhkan kepekaan terhadap situasi-situasi ligkungan untuk merelevansikan partisipannya dalam setiap kegiatan bangsa dan Negara. Untuk itu, kualitas kesejahteraan yang membawa nilai-nilai dasar bangsa merupakan factor penentu yang mewarnai pembinaan generasi muda dan bangsa dalam memasuki masa datang.

Tanpa ikut serta generasi muda, tujuan pembangunan ini sulit tercapai. Hal ini bukan saja karena pemuda merupakan lapisan masyarakat yang cukup besar, tetapi tanpa kegairahan dan kreativitas mereka, pembangunan jangka panjang dapat kehilangan keseimbangannya.

Apabila generasi masa sekarang terpisah dari persoalan masyarakatnya, sulit terwujud pemimpin masa datang yang dapat memimpin bangsanya sendiri. Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu :

1. Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan keterlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.

2. Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yanh masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah pertumbuhan potensi dan kemampuan ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.

Pendapat saya tentang Pemuda dan sosialisasi adalah alangkah baiknya jika kita melakukan hal-hal yang positif serta tidak menjadikan hal-hal negative sebagai patokan dari masa remaja, karna di masa itu mereka berpikir jika melakukan hal tersebut maka akan terlihat keren di mata teman-teman nya. Lalu kita juga harus menghindari yang Namanya pergaulan bebas dan semacam nya, karna bisa merusak generasi muda di kemudian hari atau di masa yang akan dating, serta peran orang tua sangat membantu supaya remaja atau generasi muda saat ini supaya termotivasi dan bersosialisasi.
Mohon maaf Bila ada kesamaan atau hal-hal yang tidak diinginkan atau sumber tidak tercantum. Terima kasih.

Comments

Popular Posts